Materi routing dinamis

Apa itu Routing Dinamis?

Fungsi router dalam jaringan komputer adalah untuk melakukan routing. Routing sendiri terdiri dari beberapa macam. Salah satu macam-macam routing yang sering digunakan dalam jaringan komputer adalah routing dinamis. Apa itu routing dinamis? Gimana sih cara kerja dari routing dinamis? Berikut ini kami jelaskan mengenai routing dinamis untuk Anda
1. Pengertian Routing Dinamis
Routing dinamis adalah routing yang dilakukan oleh router dengan cara membuat jalur komunikasi data secara otomatis sesuai dengan pengaturan yang dibuat. Jika ada perubahan topologi di dalam jaringan, maka router akan otomatis membuat jalur routing yang baru. Routing dinamis ini berada pada lapisan network layer jaringan komputerdalam TCP/IP Protocol Suites.
Routing dinamis merupakan routing protocol yang digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih mudah dilakukan daripada menggunakan routing statis dan default. Meskipun begitu, routing jenis ini terdapat perbedaan dalam pemrosesan data di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
2. Keuntungan dan Kerugian Router Dinamis
Jika dibandingkan kelemahan dan kelebihan static routing dengan routing dinamis, maka lebih baik Anda memilih routing dinamis dalam penerapan di jaringan yang cukup besar. Routing dinamis memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:
  • Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (jaringan yang berada di bawah kendali router tersebut).
  • Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
  • Jika terdapat penambahan suatu network baru, maka semua router tidak perlu mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan yang akan mengkonfigurasi ulang.
Sedangkan kerugian routing dinamis adalah sebagai berikut:
  • Beban kerja router menjadi lebih berat karena selalu memperbarui IP table pada setiap waktu tertentu.
  • Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP table memakan waktu lama karena router akan melakukan broadcast ke semua router sampai ada IP table yang cocok. Setelah konfigurasi selesai, router harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang tersedia.
3. Macam – macam Protokol pada Routing Dinamis
Seiring perkembangan sejarah jaringan komputer, sudah banyak macam-macam protokol dalam routing dinamis yang diterapkan saat ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
RIP (Routing Information Protocol)
RIP merupakan protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung. Lalu, router selanjutnya akan memberikan informasi ke router selanjutnya yang terhubung langsung dengan router tersebut. Adapun informasi yang diberikan dalam protokol RIP yaitu : host, network, subnet, dan route default. Oh iya, coba simak dulu pembahasan kami seputar fungsi routing table pada router agar Anda paham maksud dari paragraf ini.
Routing ini menggunakan algoritma distance vector. Metric yang dilakukan berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik. Jika hop count lebih dari 15, maka paket datagram akan dibuang. Update routing akan dilakukan secara broadcast setiap 30 detik.
RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
  • RIPv1 (RIP versi 1)
    • Hanya mendukung routing class-full
    • Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam data perbaikan routing
    • Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
    • Adanya fitur perbaikan routing broadcast
  • RIPv2 (RIP versi 2)
    • mendukung routing class-full dan class-less
    • info subnet dimasukkan dalam data perbaikan routing
    • mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
    • perbaikan routing multicast
Secara umum, RIPv2 tidak berbeda jauh dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang diberikan antar router. Pada RIPv2, informasi yang dipertukarkan terdapat autentifikasi. Masih ada persamaan RIPv2 lainnya dengan RIPv1, diantaranya:
  • Distance Vector Routing Protocol
  • Metric berupa hop count
  • Max hop count adalah 15
  • Menggunakan port 520
  • Menjalankan auto summary secara default
Sedangkan perbedaan RIPv2 dengan RIPv1 adalah sebagai berikut:
  • Bersifat class-less routing protocol, yang berarti RIPv2 menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIPv2 dapat mendukung VLSM & CIDR
  • Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
  • Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
  • Auto Summary dapat dinonaktifkan
  • Mendukung fungsi keamanan berupa authentication, yang dapat mencegah routing update dikirim / diterima dari sumber yang tidak dipercaya
IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
IGRP adalah sebuah routing protocol yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems Inc. Tujuan utama penciptaan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi. IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya sendiri adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik). Protokol routing ini menggunakan algoritma distance vector. IGRP menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability. Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik.
Pada IGRP, routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu, sistem IGRP sudah mempertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan tersebtu diantaranya: load, delay, bandwitdh, realibility. Karena protocol ini diciptakan oleh Cisco, maka di dalam kumpulan perintah dasar Ciscoterdapat perintah untuk mengatur protokol ini.
OSPF (Open Short Path First)
OSPF adalah sebuah routing protocol standar terbuka yang telah diaplikasikan oleh sejumlah vendor jaringan dan dijelaskan di RFC 2328. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah router Cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan IGRP. jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika jaringan yang dikelola adalah jaringan besar, maka OSPF adalah pilihan satu-satunya. OSPF ini adalah sesuatu yang disebut route redistribution, yaitu sebuah layanan penerjemah antar routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma link-state yang disebut algoritma Dijkstra / SPF. Cara kerja dari protokol ini adalah: Pertama, sebuah “pohon” dengan jalur terpendek akan dibangun. Kemudian, routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari “pohon” tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. Update routing akan dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
Protokol routing ini menggunakan algoritma advanced distance vector dan menggunakan cost load balancing yang tidak sama. Algoritma yang dipakai adalah kombinasi antara distance vector dan link-state, serta menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek.
Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. Broadcast-broadcast EIGRP di-update setiap 90 detik ke semua router EIGRP yang berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk diterapkan pada jaringan komputer yang besar. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.
BGP (Border Gateway Protocol)
BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai routing protocol, BGP memiliki kemampuan untuk melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam sebuah jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain adalah BGP termasuk ke dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan “distance vector exterior gateway protocol” yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update akan dikirim melalui koneksi TCP. Protokol ini biasa digunakan antara ISP dengan ISP dan atau antara client dengan client lainnya. Dalam implementasinya, protokol ini digunakan untuk membuat rute dari trafik internet antar autonomous system.
4. Kelebihan dan Kekurangan dari Protokol Routing Dinamis
Apa saja sih kelebihan dan kekurangan dari masing-masing protokol routing dinamis yang telah kami sebut di atas? berikut ini penjelasannya:
  1. Routing Information Protocol (RIP)
Kelebihan
  • Menggunakan metode “Triggered Update”.
  • Memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
  • Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara waktu pada timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
  • Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link pada jaringan.
Kekurangan
  • Jumlah host yang terbatas.
  • tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
  • tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
  • Ketika pertama kali dijalankan, RIP hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal / localhost) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
  1. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
Kelebihan
  • Mendukung sampai 255 hop count
Kekurangan
  • Jumlah host yang terbatas
  1. Open Shortest Path First (OSPF)
Kelebihan
  • Tidak menghasilkan routing loop
  • mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
  • bisa menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area
  • Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.
Kekurangan
  • Membutuhkan basis data yang besar.
  • Lebih rumit
  1. Enchanced Interior Gatway Routing Protocil (EIGRP)
Kelebihan
  • Melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.
  • Memerlukan lebih sedikit memori dan proses.
  • Adanya fitur “loop avoidance”
Kekurangan
  • Hanya dapat digunakan untuk Router Cisco
  1. Exterior Gateway Protocol (EGP)
Kelebihan
  • Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan
  • Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi jaringan
Sekian artikel kami kali ini seputar routing dinamis. Semoga aritkel kami dapat menambah pengetahuan Anda seputar routing dinamis.

Konfigurasi Routing Dinamis Pada Cisco Packet Tracer

Konfigurasi Routing Dinamis Cisco Packet Tracer

Pada suatu pembelajaran saya diberikan tugas untuk membuat konfigurasi router dinamis pada cisco packet tracer dengan menggunakan 3 Router dan 3 PC/Client. Jadi setiap Router terhubung ke satu PC dan setiap PC harus saling terhubung (Connected)


Penyelesaian : 


Untuk konfigurasi routing dinamis ini langkah awalnya sama dengan routing static, yang membedakan hanya saat pada setting IP Routenya ( Routingnya).


1. Siapkan laptop atau PC yang sudah terinstall software Cisco packet tracernya.
2. Buka cisco packet tracer dan buat topologi seperti dibawah :

Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

Keterangan gambar :

Alat 

1. Router     : gunakan router "Generic" pada cisco packet tracer
2. Pc/Client : gunakan "PC" atau "Laptop" biasa pada cisco packet tracer

Kabel

1. Router - Router : kabel serial DTE
2. Router - PC       : kabel Crossover

Port

1. Router - Router : Port serial
2. Router - PC       : Port FastEthernet


Catatan :

Router 1 - Router 2 : Port Serial 2/0

Router 2 - Router 3 : Port Serial 3/0
Router 1, 2, 3 - PC 1, 2, 3 : Port FastEthernet 0/0


Baca Juga : Konfigurasi Routing Static Pada Cisco Packet Tracer

                   Komponen-Komponen Motherboard Beserta Fungsinya

3. Setting dahulu port fastethernet dan port serial dengan mengisi IP Address pada masing-masing port dengan menggunakan CLI pada router.


Router 1 :
FastEthernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 2/0            :
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex


Router 2  :
FastEthernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 2/0            :
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 3/0            :
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router 3  :
FastEthernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 3/0            :
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Keterangan :


1. Perintah #en           : untuk mengaktifkan router

2. Perintah #conf t      : untuk konfigurasi terminal pada router
3. Perintah #int fa       : untuk mengkonfigurasi port fast ethernet
4. Perintah #int s        : untuk mengkonfigurasi port serial
5. Perintah #ip add     : untuk menambakan alamat IP 
6. Perintah #no shut   : untuk menghidupkan port 
7. Perintah #ex           : untuk keluar dari konfigurasi



4. Setelah selesai setting ip address pada setiap router maka tampilanya akan seperti dibawah ini :



Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

Titik-titik merah pada seriap port akan berubah menjadi hijau (port hidup) jika konfigurasi diatas berhasil ( perintah #no shut : menghidupkan port).

Selanjutnya setting IP Address pada masing-masing PC ( PC 1, 2, 3) :
IP Address : masukkan IP Address yang sekelas dengan IP Address FastEthernet (gateway) pada Router masing-masing
Subnet Mask : masukkan subnet mask kelas C jika menggunakan IP kelas C
Gateway : masukkan IP pada FastEthernet (gateway) masing-masing Router

Untuk lebih jelasnya simak gambar berikut :

PC 1 :

Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

PC 2 :



PC 2 :


Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

PC 3 :


Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer
5. Setelah selesai setting IP Address masing-masing PC, selanjutnya sobat setting IP Route ( Dinamis/RIP) pada CLI Router atau yang biasa disebut dengan proses Routing Dinamis.

Pada tahap ini sangat dibutuhkan ketelitian sobat.


Pada tahap ini ada 1 komponen yang harus dirouting :
1. Network  : Pada RIP diisi dengan IP FastEthernet dan Serial yang ada didalam router itu sendiri dengan host terkecil yaitu dengan 0. 
Misalnya : Di Router 1 terdapat 2 IP : 

fa0/0 : 192.168.1.1 lalu diisi dengan 192.168.1.0
s2/0  : 10.1.1.1 lalu diisi dengan 10.1.1.0

Setting IP Route Dinamis:

Router 1 :
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 10.1.1.0

Router 2 :

Router#conf t

Router(config)#router rip

Router(config-router)#network 10.1.1.0

Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 11.1.1.0

Router 3 :
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 11.1.1.0

Setelah semuanya selesai sekarang kita tes dengan PING pada PC.
Buka menu "Command Prompt" lalu ketikan perintah "ping (ip tujuan)"

PC 1 Ping PC 2

Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer


PC 2 Ping PC 3



Konfigurasi Routing Dinamis Pada Cisco Packet Tracer

Assalamualaikum Wr. Wb.


Pendahuluan


Konfigurasi Routing Dinamis Pada Cisco Packet Tracer - Pada artikel sebelumnya saya sudah megajarkan bagaimana cara konfigurasi routing static pada cisco packet tracer. Pada kesempatan saat ini saya akan mengajarkan bagaimana cara konfigurasi routing dinamis pada cisco packet tracer. Cara ini saya seperti cara sebelumya, yang membedakan hanya pada saat setting IP Routenya, Yang sebelumya Static sekarang Dinamis (RIP).




A. Pengertian Router Dan Routing
  • Router adalah sebuah alat dalam jaringan internet yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan baik itu jaringan yang sama maupun yang berbeda dengan prosess routing.
  • Routing adalah proses dimana agar router dapat mengirimkan paket data melalui sebuah media jaringan atau internet kepada tujuanya.
B. Routing Dinamis

Routing Dinamis (Dynamic Router) adalah suatu jenis routing yang dimana konfgiurasinya dengan cara membuat jalur komunikasi data secara otomatis sesuai dengan peraturan yang dibuat.


Kelebihan :


1. Cocok untuk jaringan area besar/luas

2. Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung degan routernya
3. Tidak perlu mengetahui semua network yang ada

Kelemahan :


1. Beban kerja router menjadi lebih berat

2. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan IP bisa terbilang lama
3. Keamanan jaringan berkurang dibanding routing static

Itulah beberapa materi singkat mengenai routing dinamis


C. Konfigurasi Routing Dinamis Cisco Packet Tracer


Pada suatu pembelajaran saya diberikan tugas untuk membuat konfigurasi router dinamis pada cisco packet tracer dengan menggunakan 3 Router dan 3 PC/Client. Jadi setiap Router terhubung ke satu PC dan setiap PC harus saling terhubung (Connected)


Penyelesaian : 


Untuk konfigurasi routing dinamis ini langkah awalnya sama dengan routing static, yang membedakan hanya saat pada setting IP Routenya ( Routingnya).



1. Siapkan laptop atau PC yang sudah terinstall software Cisco packet tracernya.
2. Buka cisco packet tracer dan buat topologi seperti dibawah :


Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer



Keterangan gambar :

Alat 

1. Router     : gunakan router "Generic" pada cisco packet tracer
2. Pc/Client : gunakan "PC" atau "Laptop" biasa pada cisco packet tracer

Kabel

1. Router - Router : kabel serial DTE
2. Router - PC       : kabel Crossover

Port

1. Router - Router : Port serial
2. Router - PC       : Port FastEthernet


Catatan :

Router 1 - Router 2 : Port Serial 2/0

Router 2 - Router 3 : Port Serial 3/0
Router 1, 2, 3 - PC 1, 2, 3 : Port FastEthernet 0/0


Baca Juga : Konfigurasi Routing Static Pada Cisco Packet Tracer

                   Komponen-Komponen Motherboard Beserta Fungsinya

3. Setting dahulu port fastethernet dan port serial dengan mengisi IP Address pada masing-masing port dengan menggunakan CLI pada router.


Router 1 :
FastEthernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 2/0            :
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex


Router 2  :
FastEthernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 2/0            :
Router(config)#int s2/0
Router(config-if)#ip add 10.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 3/0            :
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.1 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Router 3  :
FastEthernet 0/0 :
Router#en
Router#conf t
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.3.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex
Serial 3/0            :
Router(config)#int s3/0
Router(config-if)#ip add 11.1.1.2 255.0.0.0
Router(config-if)#no shut
Router(config-if)#ex

Keterangan :


1. Perintah #en           : untuk mengaktifkan router

2. Perintah #conf t      : untuk konfigurasi terminal pada router
3. Perintah #int fa       : untuk mengkonfigurasi port fast ethernet
4. Perintah #int s        : untuk mengkonfigurasi port serial
5. Perintah #ip add     : untuk menambakan alamat IP 
6. Perintah #no shut   : untuk menghidupkan port 
7. Perintah #ex           : untuk keluar dari konfigurasi

4. Setelah selesai setting ip address pada setiap router maka tampilanya akan seperti dibawah ini :



Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

Titik-titik merah pada seriap port akan berubah menjadi hijau (port hidup) jika konfigurasi diatas berhasil ( perintah #no shut : menghidupkan port).

Selanjutnya setting IP Address pada masing-masing PC ( PC 1, 2, 3) :
IP Address : masukkan IP Address yang sekelas dengan IP Address FastEthernet (gateway) pada Router masing-masing
Subnet Mask : masukkan subnet mask kelas C jika menggunakan IP kelas C
Gateway : masukkan IP pada FastEthernet (gateway) masing-masing Router

Untuk lebih jelasnya simak gambar berikut :

PC 1 :

Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

PC 2 :


Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

PC 3 :


Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer
5. Setelah selesai setting IP Address masing-masing PC, selanjutnya sobat setting IP Route ( Dinamis/RIP) pada CLI Router atau yang biasa disebut dengan proses Routing Dinamis.

Pada tahap ini sangat dibutuhkan ketelitian sobat.


Pada tahap ini ada 1 komponen yang harus dirouting :
1. Network  : Pada RIP diisi dengan IP FastEthernet dan Serial yang ada didalam router itu sendiri dengan host terkecil yaitu dengan 0. 
Misalnya : Di Router 1 terdapat 2 IP : 

fa0/0 : 192.168.1.1 lalu diisi dengan 192.168.1.0
s2/0  : 10.1.1.1 lalu diisi dengan 10.1.1.0

Setting IP Route Dinamis:

Router 1 :
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.1.0
Router(config-router)#network 10.1.1.0

Router 2 :

Router#conf t

Router(config)#router rip

Router(config-router)#network 10.1.1.0

Router(config-router)#network 192.168.2.0
Router(config-router)#network 11.1.1.0

Router 3 :
Router#conf t
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 192.168.3.0
Router(config-router)#network 11.1.1.0

Setelah semuanya selesai sekarang kita tes dengan PING pada PC.
Buka menu "Command Prompt" lalu ketikan perintah "ping (ip tujuan)"

PC 1 Ping PC 2

Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer


PC 2 Ping PC 3

Routing Dinamis di Cisco Packet Tracer

Apabila konfigurasi sobat berhasil maka tampilan pada cmd akan seperti gambar diatas.
Selesai-,

Kesimpulan

Jadi apabila ingin agar sebuah Router bisa saling terhubung itu harus dikonfigurasi dahulu dengan proses Routing. Pada artikel sebelumya saya telah membuat cara konfigurasi routing static, jadi itulah beberapa berbedaan antara konfigurasi routing static dan dinamis pada cisco packet tracer.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat Fiber Optik dan Fungsinya

Jenis - Jenis Kabel Fiber Optic

Pengertian Fiber optik